Thursday, January 29, 2015

Hidup Itu Perubahan

Semua hal tak lagi sama. Hal yang dahulu terjadi kini tak pernah lagi mendatangi hidup ini. Memang itulah kehidupan. Perubahan pasti akan selalu menghampiri kehidupan karena kehidupan itu sendiri adalah perubahan. Hidup tanpa perubahan sama saja dengan bukan kehidupan. Tetapi Perubahan ke arah mana yang terjadi. Perubahan ke arah positif atau ke arah sebaliknya.

Jika hari ini lebih nuruk daripada hari kemarin maka kau adalah orang yang celaka.
Jika hari ini sama dengan hari kemarin maka kau adalah orang yang merugi.
Jika hari ini lebih baik dari hari kemarin maka kau lah orang itu.

Usahakan hidupmu selalu berubah ke arah ini. Arah yang akan membawa kita semua menuju kesuksesan. Arah yang positif. Tak perlu muluk-muluk untukmu menjadikan orang orang super-terkenal/super-kaya/super-dermawan/super-baik/ atau super-super lainnya sebagai patokan. Kamu hanya cukup menjadikan dirimu yang kemarin sebagai acua, sebagai batu loncatan untuk menjalankan kehidupanmu hari ini.

Dalam jalan menuju semua hal positif ini memang tak selalu mudah. Terkadang kita akan kehilangan semangat/motivasi dalam menjalaninya. Banyak cara untuk memunculkan motivasi ini. Ada yang mengganggap hidup ini sebagai kompetisi dimana dia beranggapan harus dia yang menjadi pemenangnya. Adapula yang mengganggap hidup ini sebagai panggung sandiwara dimana dia harus menjadi tokoh utama di panggung ini. Ada lagi yang menggumpamakan hidup ini sebagai meja judi. Di mana yang berani bertaruh besar akan mendapatkan hasil yang besar pula, namun diikuti pula resiko yang besar. Tetapi apapun kamu mengumpamakan hidup ini, intinya kamu harus menjadi pribadi yang lebih baik dari pribadimu sendiri. Hidup ini bukan mengenai siapa yang lebih unggul dari siapa. Hidup ini bukanlah tempat bersaing si A dan si B, tetapi hidup ini adalah bagaimana mengalahkan dirimu yang sebelumnya untuk menjadi dirimu yang baru, yang pastinya dirimu yang lebih baik.


Tuesday, January 27, 2015

Dunia Pasanganmu

Jika kau ingin menghadapi hidup dengan tawa, maka carilah pasangan seorang pelawak,
Jika kau ingin hidup sehat wal'afiat, maka carilah pasangan seorang dokter,
Jika kau ingin dilindungi, maka carilah pasangan seorang polisi atau TNI,
Jika kau ingin menjadi pintar, maka carilah pasangan seorang guru,
Jika kau ingin hidup kaya raya, maka carilah pasangan seorang pengusaha,
Jika kau ingin terkenal, maka carilah pasangan seorang selebritis,
Jika kau ingin berkuasa, maka carilah pasangan seorang pemimpin,

Namun kamu tak bisa menjadikan semuanya pasanganmu, jika kamu ingin semuanya, kamu hanya akan mendapatkan semuanya jika kamu memilih pasangan yang pas denganmu. Pasangan dimana kamu akan merasa nyaman dengannya, merasa tenang dengannya. Bukan pasangan yang kaya, bukan pasangan yang terkenal, bukan pasangan yang kuat. Karena kaya terkadang membuat was-was, terkenal membuatmu terkekang, atau kuat saja tak cukup untuk membuatmu tenang. Masalah tenang dan nyaman itu masalah hati. Tenang dan nyaman bukanlah materi, maka materi tak cukup untuk membuat tenang dan nyaman, namun tenang dan nyaman membutuhkan sokongan materi.    

Monday, January 26, 2015

Yang Pertama

Aku mencintaimu, dan akan selalu mencintaimu. Tak akan pernah hilang rasa yang pernah ada. Walau kini tak lagi bersamamu lagi, rasa itu tak akan pernah hilang. Berkurang itu mungkin, namun untuk menghilang itu mustahil.

Aku masih ingat pertama kali engkau mengatakanya, aku masih ingat bagaimana raut wajahmu ketika mengatakannya, dan masih sangat jelas bagaimana indahnya wajahmu saat itu. Hal pertama yang telah kau lakukan untukku, aku masih mengingatnya.

Pertama kali kau berani memegang tangan ini, rasanya sungguh aneh. Bercampur aduk antara senang, bingung, dan gugup. Tak sanggup bibir ini berkata sepata apapun. 

Pertama kali marasakan masakanmu. Makanan terlezat kedua yang pernah masuk ke dalam mulutku. --Tentunya yang pertama masakan orang tuaku--. Walau telah dingin karena dimasak di pagi hari dan dimakan di jam makan siang, namun tetap terasa sedap. Bukan karena bumbu masakan yang telah kau masukan, bukan karena bahan yang telah kau gunakan, tetapi karena aku yakin kau telah membuatnya dengan segenap hatimu. Sedikit asin tak akan mengurangi rasanya.

Pertama kali kita jalan --date pun boleh--, aku tak tahu apa yang akan kita lakuakan, apa yang akan aku kerjakan, dan kemana aku akan mengajakmu berjalan. Aku hanya mengikuti saranmu. Berjalan berdua menempuh perjalanan berkilo2 meter di bawah terik matahari.Aku hanya bisa mengucapkan maaf ketika kau mengeluhkan kakimu yang pegal-pegal di sana sini karena terlalu lama berjalan. Walau begitu, kita tetap mengulanginya kembali di hari esoknya.

Pertama kali aku memintamu  bernyanyi untukku. Dan di saat itu pula aku yakin bahwa kau dilahirkan memang bukan sebagai seorang penyanyi --sama denganku--. Dua lagu yang kau nyanyikan hingga kini masih tersimpan dengan rapi di tempat penyimpanan khusus. 

Masih dengan jelas aku mengingat foto kita berdua yang pertama kali. Senyum indahmu begitu mempesona. Senyum yang kini sudah jarang terlihat lagi. Senyum yang telah meringankan, menghilangkan beban beban masalahku. Foto yang selalu kulihat ketika aku sangat merindukanmu.

.......bersambung..........

Cerita ini hanya fiktif belaka,,
*Kecuali untuk orang-orang yang mengerti.

Sunday, January 25, 2015

Memang Kamu Pikir Kamu Itu Siapa?

Memang kamu pikir kamu itu siapa?
Ya, aku memang bukan siapa-siapa. Aku hanyalah seorang mahasiswa gagal yang telat masuk universitas dan gagal menyelesaikan tepat waktu. Aku bukanlah orang yang mampu memberikan hal terbaik dalam kehidupan kampus ku.

Memang kamu pikir kamu itu siapa?
Ya, aku memang bukan siapa siapa. Aku hanyalah orang yang belajar memahami perasaan orang lain. Aku sadar memang aku bukan ahli dalam menjaga perasaan itu, dan aku tahu usahaku tak sebanding dengan apa yang kau harapkan.

Memang kamu pikir kamu itu siapa?
Ya, aku memang bukan siapa-siapa. Aku hanyalah seorang yang berasal dari keluarga biasa yang tak memiliki apa-apa. Aku tak memiliki kekuasaan atau pun kekayaan untuk membahagiakanmu saat ini. Aku tak memiliki hal yang dapat ku banggakan padamu.

Memang kamu pikir kamu itu siapa?
Ya, aku memang bukan siapa-siapa. Aku seorang sederhana yang berjalan dalam bayangan. Bukan orang yang terkenal dan terekspos ke publik. Aku memilih hidup tanpa terdeteksi oleh siapapun.

Memang kamu pikir kamu itu siapa?
Ya, aku memang bukan siapa-siapa. Aku bukanlah orang yang bisa menjemputmu dengan kendaraan mewah. Aku hanyalah orang dari golongan bawah yang senantiasa menggunakan tungkai alami yang diberikan Tuhan kepadaku untuk membawaku ke semua tempat yang ku inginkan.

Memang kamu pikir kamu itu siapa? 
Ya, aku memang bukan siapa-siapa. Aku bukanlah orang yang mampu memberikan hadiah yang mahal-mahal. Kemampuanku hanya mengajakmu ke tempat makan di pinggir jalan dengan makanan sederhana dengan harga sewajarnya. Karena aku hanyalah seorang pengangguran yang punya uang ketika aku mengemis kepada para "dermawan" yang ada di sekitarku.

Memang kamu pikir kamu itu siapa?
Ya, aku memang bukan siapa-siapa. Aku hanyalah seonggok daging berisi darah yang menjalani kehidupan dengan penuh kegoisan dan ketidakpedulian. 

Memang kamu pikir kamu itu siapa?
Ya, aku memang bukan siapa-siapa. Aku bukanlah orang yang mampu menjanjikan kebahagiaan padamu. Aku hanya orang yang hanya mampu berusaha untuk membahagiakamu melalui caraku saja.

Memang kamu pikir kamu itu siapa?
Ya, aku memang bukan siapa-siapa. Aku hanyalah seorang dengan kemampuan biasa. tapi aku paham kalimat "Memang kamu pikir kamu itu siapa?" yang selalu mengisi pikiranmu adalah kalimat yang ampuh. Kalimat yang memiliki dua makna penting dalam menjalin hubungan. Kalimat yang dapat memberikan kekuatan positif dan kekuatan negatif. 

Memang kamu pikir kamu itu siapa?
Kalimat ajaib yang akan menghancurkan hubunganmu. Karena dengan kalimat itu kamu tak menghargai orang yang telah menjalin hubungan denganmu, merendahkannya, dan menjatuhkannya.

Memang kamu pikir kamu itu siapa?
Kalimat yang ampuh untuk mengusir bayangan orang di masa lalu dan menciptakan masa depan yang mungkin lebih cerah. Kalimat yang membantu kita move on

Memang kamu pikir kamu itu siapa?
Ya, dan terakhir kali aku mengatakan, "Aku Bukan Siapa-siapa!"

Saturday, January 24, 2015

Gejala Amor Deliria Nervosa

Amor deliria nervosa:

Stadium satu
  • kegirangan, sulit berkonsentrasi
  • mulut kering
  • banyak keringat, telapak tangan berkeringat
  • pusing dan bingung
  • berkurangnya kesadaran mental, pikiran berpacu, hilangnya kemampuan nalar
Stadium Dua
  • periode euforia, tertawa histeris dan enegeri yang meluap-luap
  • periode putus asa, lesu
  • perubahan nafsu makan, penurunan berat badan atau penambahan berat badan yang cepat
  • keterpakuan terhadap suatu hal, kehilangan minat terhadap hal yang lain
  • kerusakan kemampuan logika, penolakan realitas
  • kacaunya pola tidur, insomnia atau kelelahan terus menerus
  • pikiran dan tindakan yang obsesif
  • ketakutan yang berlebihan, cemas
 Stadium Tiga (KRITIS)
  • sulit bernapas
  • nyeri di dada, tenggorokan, atau perut
  • sulit menelan, tidak mau makan
  • kehilangan akal sehat, tingkah laku yang tidak konsisten, pikiran dan fantasi yang bengis, halusinasi dan delusi
Stadium Empat (FATAL)
  • kelumpuhan emosi dan fisik
  • kematian
Jika Anda takut diri Anda atau orang yang Anda kenal mungkin telah terjangkit deliria, silahkan menghubungi layanan telepon bebas pulsa 1-800-PENCEGAHAN untuk mendiskusikan obat-obatan dan perawatan yang harus segera diberikan
#Delirium,

Dan kini telah sampai stadium manakah kamu?

Friday, January 23, 2015

Lirik Jar of Heart - C. Perry

I know I can't take one more step towards you
Cause all that's waiting is regret
And don't you know I'm not your ghost anymore
You lost the love I loved the most

I learned to live half alive
And now you want me one more time

And who do you think you are
Running 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Who do you think you are


I hear you're asking all around
If I am anywhere to be found
But I have grown too strong
To ever fall back in your arms

I learned to live half alive
And now you want me one more time

And who do you think you are
Running 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Who do you think you are

And it took so long just to feel alright
Remember how to put back the light in my eyes
I wish I had missed the first time that we kissed
Cause you broke all your promises
And now you're back
You don't get to get me back

And who do you think you are
Running 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Don't come back at all

And who do you think you are
Running 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
Don't come back for me
Don't come back at all

Who do you think you are?
Who do you think you are?
Who do you think you are?

Thursday, January 22, 2015

Lirik Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki - Sheila On 7

Kau akan selalu menjadi, "Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki"

di riak tawamu
terdengar senandungmu
terlihat jelas di mataku
warna-warna indahmu

menatap langkahmu
meratapi kisah hidupmu
kulihat jelas bahwa hatimu
anugerah terindah yang pernah kumiliki

sifatmu kan selalu
tegar dalam sisiku
tepikan khilafku
dari bunga yang layu

saat kau di sisiku
kembali dunia teriak
tegaskan bahwa kamu
anugerah terindah yang pernah kumiliki

belai lembut jarimu
sejuk tatap wajahmu
hangat peluk janjimu [2x]
anugerah terindah yang pernah kumiliki

Wednesday, January 21, 2015

Lirik lagu I'm Not The only One (Sam Smith)

Ini lagu untuk mu yang teah di "dua"kan pasanganmu

You and me we made a vow
For better or for worse
I can't believe you let me down
But the proof is in the way it hurts

For months on end I've had my doubts
Denying every tearI wish this would be over now 
But I know that I still need you here

[Chorus:]You say I'm crazy
Cause you don't think I know what you've done 
But when you call me baby 
I know I'm not the only one

You've been so unfaithful
 Now sadly I know why 
Your heart is unobtainable
 Even though you don't share mine

[Chorus:]You say I'm crazy
 Cause you don't think I know what you've done
 But when you call me baby 
I know I'm not the only one

I have loved you for many years
 Maybe I am just not enough 
You've made me realise my deepest fear
 By lying and tearing us up

[Chorus:]You say I'm crazy
 Cause you don't think I know what you've done 
But when you call me baby 
I know I'm not the only oneI know I'm not the only one
 I know I'm not the only one 
And I know...I know I'm not the only one

Saturday, January 17, 2015

Alam Pun Turut Menyiksaku

Hari ceria itu telah berakhir kawan. Semuanya telah hilang, hanyut ditelan ombak pantai. Bahkan jejakku di pantai itu ikut terhapus karena besarnya ombak badai di pantai ini.

Sinar hangat mentari pun kini tak lagi terasa olehku. Yang ada hanya hawa dingin beku yang mengelilingi tubuh rapuhku ini. Rapuh bukan karena fisikku yang lemah, tapi rapuh karena hati dan perasaan yang hancur. Hancur karena sikap dan tingkahmu.

Angin pantai yang biasanya memberikan sentuhan lembutnya kini terasa menusuk masuk ke dalam kulitku. Apakah karena sensitifitas kulitku yang meningkat, atau karena memang angin telah membenciku, aku tak tau, tapi yang pasti angin itu menyiksaku.

Deburan ombak yang ada turut mengiringi tangisku. Tangis tanpa air mata. Tangis yang selama ini aku pendam. Tangis yang selama ini selalu aku tutupi dengan senyuman. Tangis yang selalu muncul ketika mendengarmu bercerita tentang yang lain. Tangis yang akan selalu ada untukmu karena kesalahanku memeperlakukanmu. Tangisku yang ada karena penyesalanku tak mampu menjadi seperti yang kau mau.


Friday, January 16, 2015

AKU MUAK!

Aku muak dengan semua yang telah terjadi. Kamu hanya menggangapku sebagai sampah. Apapun yang aku lakukan selalu salah di matamu. Apapun itu. Sangat bertolak belakang dengan apa yang kau berikan padanya. Hal yang sama yang aku dan dia lakukan terhadapmu, tapi kami mendapatkan nilai yang berbeda. Dia selalu kau berikan tanggapan positif, sedangkan aku apa?????

Aku muak dengan semua sikap manismu. Hanya indah sekejap tanpa menghiraukan apa yang akan terjadi pada masa selanjutnya. Oke, jika memang tak mau, katakanlah. Jika memang tak ada lagi maka katakan "Jauhi Aku". Maka dengan senang hati aku akan melakukannya. Apalah arti sahabat bagimu jika hanya membuat orang terluka.

Aku muak dengan semua hal antara kau dengannya. Aku muak mendengarkan ceritamu tentangnya. Hal yang dahulu pernah kau lakukan dengan seniormu yang dahulu. Hal yang pernah kau lakukan ketika aku membuatmu terluka. Dan kini kau mengulanginya dengan pria yang lebih banyak lagi.

Aku muak dengan sikapmu. Sikap sok baik hati, sikap sok sabar, namun apa yang kau pendam selama ini. Lebih baik kau keluarkan sekarang semuanya, daripada kau pendam saja. Suatu saat kamu tak akan mampu menyimpan hal buruk itu. Suatu saat itu akan meledak dan yang pastinya akan menghancurkanmu dan orang yang aad disekitarmu.

Aku muak dengan wajah sok tangguhmu. Mengatakan "Aku kuat, lebih kuat dari apa yang kau bayangkan. Terima kasih telah membentukku seperti ini". Ya aku muak dengan itu semua. Kau mengatakannya karena memang kau tak membutuhkanku lagi. Kau telah memiliki penggantiku. Kau telah memeliki budak lain yang bisa kau manfaatkan sesukamu.

Aku muak dengan semuanya.>>>>>>>>>>!

Thursday, January 15, 2015

Apa Sebenarnya Maumu?

Mencari biji zahra dari kejauhan.
Melihat dalam kegelapan.
Bernapas di ruang hampa.
dan Berenang di lautan Api.

Apa sebenarnya maumu?
Alasan tidak ingin menjalin komitmen dahulu merupakan alasan klasik, sudah bosan aku mendengarnya. Sama seperti ketika mereka menjawab, aku ingin sekolah dulu, atau kita berteman saja ya.. Sangat sangat klasik. 

Apa sebenarnya maumu?
Ketika kamu mengatakan, ayo kita jalani saja seperti biasa, namun apa yang terjadi, kamu tak bisa menjalankannya seperti biasa. Tak ada lagi senyuman itu menghiasi wajahmu, tak ada lagi hawa kebahagiaan yang dahulu meliputimu, tak ada lagi keinginanmu untuk menghabiskan waktu lebih banyak lagi denganku. Semua hanya sekedar formalitasmu saja. Hanya memenuhi kewajiban saja. Tak lebih.

Apa sebenarnya maumu?
Sewaktu aku mengatakan aku akan menjauh kamu melarangku, dan mengatakan "aku akan kehilangan orang yang selama ini selalu bersamaku" namun ketika aku memintamu untuk kembali dalam ikatan ini, secara tegas kamu mengatakan "Gak". 

Apa sebenarnya maumu?
"Aku sudah 24 tahun loh". Kalimatmu yang selalu kau ulang di telingaku. Memangnya kenapa kalo kamu sudah 24. Memangnya kenapa? "Kapan lagi aku akan menikah? Aku udah tua loh,, Aku udah 24". Sungguh tidak sinkron antara alasan belum mau menjalin komitmen dengan ingin menikah segera. Alasan yang tak masuk akal. Pernah sekali waktu aku mengajakmu, Oke sebelum 2 tahun ke depan kita menikah, tapi apa jawabmu? Masalah ekonomilah, masalah orang tualah, memang kalau menikah dengan orang lain masalah itu gak muncul. Coba pikirkanlah.

Apa sebenernya maumu?
Satu bulan, iya tepat satu bulan setelah aku lepaskan ikatan itu kamu telah memiliki yang baru. Sungguh hal yang tak pernah aku duga sebelumnya. Bahkan sebelum aku melepaskan ikatan itu ternyata kamu telah memiliki orang lain yang memperhatikanmu. Patut sajalah ketika aku ingin melepaskanmu, kamu tenang-tenang saja. 

Apa sebenarnya maumu?
Benar aku pernah mengatakan aku tak akan membencimu, tapi aku tak bisa menjamin aku tak akan menjauhimu. Segeralah kamu pilih siapa pendampingmu, agar aku menjauh. ya Aku akan menjauh darimu. Aku akan tau apakah kau masih peduli denganku atau tidak ketika aku menghilang. SELAMAT TINGGAL.

Wednesday, January 14, 2015

Lirik Bleeding Love - leona Lewis

Lagu ini sama persis dengan  lagu "Rapuh" Joeniar Arif

Closed off from love, I didn't need the pain
Once or twice was enough and it was all in vain
Time starts to pass, before you know it you're frozen

But something happened for the very first time with you
My heart melted to the ground, found something true
And everyone's looking 'round, thinking I'm going crazy

But I don't care what they say, I'm in love with you
They try to pull me away but they don't know the truth
My heart's crippled by the vein that I keep on closing

You cut me open and I,
Keep bleeding, keep, keep bleeding love
I keep bleeding, I keep, keep bleeding love
Keep bleeding, keep, keep bleeding love
You cut me open

Trying hard not to hear but they talk so loud
Their piercing sounds fill my ears, try to fill me with doubt
Yet I know that the goal is to keep me from falling
But nothing's greater than the rush that comes with your embrace
 
And in this world of loneliness I see your face
Yet everyone around me thinks that I'm going crazy
Maybe, maybe

But I don't care what they say, I'm in love with you
They try to pull me away, but they don't know the truth
My heart's crippled by the vein that I keep on closing

You cut me open and I
Keep bleeding, keep, keep bleeding love
Keep bleeding, I keep, keep bleeding love
Keep bleeding, keep, keep bleeding love
You cut me open

And it's draining all of me
Oh, they find it hard to believe
I'll be wearing these scars for everyone to see

I don't care what they say, I'm in love with you
They try to pull me away but they don't know the truth
My heart's crippled by the vein that I keep on closing

You cut me open and I
Keep bleeding, keep, keep bleeding love
I keep bleeding, I keep, keep bleeding love
Keep bleeding, keep, keep bleeding love

You cut me open and I
Keep bleeding, keep, keep bleeding love
I keep bleeding, I keep, keep bleeding love
Keep bleeding, keep, keep bleeding love

You cut me open and I
Keep bleeding, keep, keep bleeding love

Tuesday, January 13, 2015

Lirik Steal My Girl - One Direction

She be my queen
Since we were sixteen
We want the same things,
We dream the same dreams,
Alright (alright)

I got it all
'Cause she is the one
Her mum calls me love,
Her dad calls me son,
Alright (alright)

I know, I know, I know for sure

Everybody wanna steal my girl
Everybody wanna take her heart away
Couple billion in the whole wide world
Find another one 'cause she belongs to me

Everybody wanna steal my girl
Everybody wanna take her heart away
Couple billion in the whole wide world
Find another one 'cause she belongs to me

Na na na na na na (Oh, yeah)
Na na na na na na (Alright)
Na na na na na na
Na na, she belongs to me

Kisses like cream,
Her walk is so mean
And every jaw drop
When she's in those jeans,
Alright (alright)

I don't exist
If I don't have her
The sun doesn't shine,
The world doesn't turn,
Alright (alright)

But I know, I know, I know for sure
Everybody wanna steal my girl
Everybody wanna take her heart away
Couple billion in the whole wide world
Find another one 'cause she belongs to me

Everybody wanna steal my girl
Everybody wanna take her heart away
Couple billion in the whole wide world
Find another one 'cause she belongs to me

Na na na na na na (Oh, yeah)
Na na na na na na (Alright)
Na na na na na na
Na na na na na na

She knows, she knows
That I never let her down before
She knows, she knows
That I'm never gonna let another take her love from me now

Everybody wanna steal my girl
Everybody wanna take her love away
Couple billion in the whole wide world
Find another one 'cause she belongs to me

Everybody wanna steal my girl
Everybody wanna take her heart away
Couple billion in the whole wide world
Find another one 'cause she belongs to me

Na na na na na na (Oh, yeah, alright, yeah)
Na na na na na na (Alright)
Na na na na na na
Na na, she belongs to me

Na na na na na na (Oh, yeah)(She belongs to me, yeah)
Na na na na na na (Alright)
Na na na na na na
She belongs to me

Monday, January 12, 2015

12 Januari

Senyum dan tangis itu bersatu di wajah manismu. Aku senang akhirnya dapat melepasmu tanpa membuatmu terluka lagi. Iya, terluka. Aku tahu aku telah banyak membuat hati dan perasaanmu menangis. 

Sepasang gelas moca yang tak berasa lagi mocanya menemani tangismu hari ini. Mereka menjadi saksi tetesan air mata yang muncul dari kedua mata coklat indahmu. Air mata itu mengalir bersamaan dengan cairnya es batu dalam gelasku. Gelas yang tetap ku hisap hanya untuk mengalihkan perhatianku dan mengendalikan perasaanku agar tak turut menjatuhakn air mata.

Hari ini aku melihat sesosok wanita tangguh di depanku. Tak ku sangka ternyata sosok yang selama ini menemani hidupku telah berubah menjadi wanita tangguh yang mampu menantang dunia. Dirimu yang dahulu hanya menikuti arus kini berubah menentang arus. Bak ikan salmon yang berjuang kembali ke tanah kelahirannya demi kelangsungan masa depan generasinya. Aku bahagia, sangat bahagia malah dapat melihatmu dengan penuh keyakinan menentangku --Hal yang tak mungkin kau lakukan dulu--.

Di meja kecil berwarna putih dengan nampan persegi berwarna coklat kau menundukan wajahmu. Menyembunyikan air matamu dariku. Apa kau malu mengakuinya atau tak ingin terlihat lemah di depan ku aku tak tahu. Tapi seberapa besarnya kau menutupinya, kau tak akan mampu menyembunyikannya dariku. Aku bisa melihat sepasang mata itu berkaca-kaca. Aku dapat dengan jelas mengetahuinya.

Hari ini, 12 Januari, tak ada lagi yang dapat ku katakan. Aku hanya dapat menggegam kedua tanganmu di atas meja. Aku tahu aku akan kehilanganmu, tapi ku pastikan kau tak akan kehilangan aku. Seberapa jauh pun nantinya aku akan berpetualang di dunia cinta ini, seberapa banyak hati yang akan aku singgahi,  aku akan kembali kepadamu jika kau memanggilku. Itu komitmen yang akan aku pegang, Sampai nanti, sampai ketika lamaran itu datang kepadamu. Sampai nanti ketika kau telah memilih siapa penyempurna agamamu.

Ya, semuanya di mulai hari ini 12 Januari, seperti kata Glen dalam lagunya, "Cintaku berakhir di januari" begitu juga dengan kisah kita. Seperti kata Ariel Noah --Dulu Peterpan--, "Tak ada yang abadi" ya begitu pula dengan hubungan ini. Dan mungkin cintaku akan sama seperti kata newboys, "teguhnya tangkai bagai cintaku, namun berbunga hampa", sekuat apapun aku mencitaimu itu tak ada artinya jika kau tak merasakan keindahan dari cinta itu.

Aku percaya semuanya tak ada yang sia-sia. Kita pasti akan dipertemukan dengan jodoh yang salah sebelum pada akhirnya nanti kita akan dipertemukan dengan jodoh yang tepat. Kalau kita berjodoh kita pasti akan dipertemukan kembali, walaupun kita tak pernah tau itu kapan dan dimana dan dengan cara apa.

Dan di 12 Januari ini aku pastikan rasa itu akan tetap aman di brankas hatiku. Tak akan tercuri oleh siapapun, tak akan tergantikan oleh siapapun. Sampai suatu saat nanti akan ku kembalikan padamu di hari pernikahanmu --entah itu aku datang sebagai tamu, atau datang sebagai pendampingmu--.

Pacaran itu Istilah Konyol

Pacaran itu apa sih....
itu hanya sebuah istilah konyol yang dipakai oleh kebanyakan orang sebagai alasan untuk saling mencintai...
terus kalo gak pacaran gimana? Apa gak boleh mencitai?
Toh aku akan tetap mencintaimu walau status kita bukan lagi pacaran...
Pacaran itu hanya kedok dari seseorang kepada orang lain agar memiliki hak atas diri orang tersebut... Hal yang konyol emang...
ketika setiap orang mendambakan hal itu, mendambakan menjadi peliharaan orang lain. mengharapkan menjadi budak orang lain, mengharapkan menjadi jongos orang lain.
Karena itu aku tak pernah menyebutmu sebagai pacar, aku menyebutmu sebagai kekasih

Sunday, January 11, 2015

Cinta luar biasa dari laki-laki Biasa ( True Story)

Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.

Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.

Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi. Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.

Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon lima belas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap. Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.

Kamu pasti bercanda!

Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda. Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania! Nania serius! tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya.

Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!

Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.

Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan? Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?

Nania terkesima.

Kenapa?

Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.

Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi.
Suaramu bagus!

Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur. Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!

Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan.

Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak. Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah.

Tapi kenapa?

Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat biasa. Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya. Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!

Cukup!

Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?

Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli. Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya. Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak 'luar biasa'. Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Di sampingnya Nania bahagia.

Mereka akhirnya menikah.

Setahun pernikahan.

Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak di mata mereka. Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia. Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania. Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.

Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya. Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu! Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar! Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya kehidupan sukses!

Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan Rafli.

Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.

Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!

Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan?

Rafli juga pintar!

Tidak sepintarmu, Nania.

Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan. Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak
sepertimu.

Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma. Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli!

Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu. Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.

Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti. Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang. Tak apa, kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri. Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang.

Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik.. Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya? Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah.

Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!

Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.

Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan itu berada di puncak! Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudarasaudara Nania, bisik Papa dan Mama.

Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.

Cantik ya? dan kaya!

Tak imbang!

Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.

Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.

***

Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya.

Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan! Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.

Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang.

Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali. Baru pembukaan satu. Belum ada perubahan, Bu. Sudah bertambah sedikit, kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan.

Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang tinggi. Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah, didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset.

Masih pembukaan dua, Pak! Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya.

Bang? Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan. Dokter?

Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.

Mungkin? Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu?

Bagaimana jika terlambat?

Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.

Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri.

Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.

Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.

Pendarahan hebat!

Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.

Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali. Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka.

Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.
Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.

***

Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai empat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.

Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli. Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.

Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra.. Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya.
Nania, bangun, Cinta? Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.

Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanya dengan suara pelan.

Memberikan tambahan di bagian ini dan itu. Sambil tak bosan-bosannya berbisik, Nania, bangun, Cinta? Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli.

Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya. Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.

Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.

Pada hari ketiga puluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.

Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan air mata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.

Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa. Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.

Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?

Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.

Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun.

Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.

Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik.
Baik banget suaminya! Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!
Nania beruntung! Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya. Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!
Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama. Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi, merasa tak berani, merasa?

Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?

Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka.
Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.

Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya. Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania.

Seperti yg diceritakan oleh seorang sahabat..

Saturday, January 10, 2015

Ini Jalanku

Aneh...
Mungkin kata yang akan selalu melekat di diriku ini. Bagaimana tidak, ketika ada jalan yang mulus, terbuka lebar, aku malah menginginkan jalan yang berliku yang penuh dengan semak belukar. Perjalanan yang seharusnya mulus dan kemungkinan besar akan mengantarkanku sampai dengan selamat ke tempat tujuan malah ku tinggalkan. Dan aku memilih jalan lain, jalan yang mungkin akan dihindari oleh orang lain. 

Bukan hanya berliku, aku juga berharap jalanan ini mengandung banyak persimpangan yang akan mempersulit perjalanananku. Semakin banyak rintangan maka akan semakin baik. Semakin tinggi tingkat kesulitannya aku semakin senang. Memang semua ini akan menciptakan resiko yang lebih besar. Aku mungkin saja akan tersesat dan tak mencapai tujuanku. Namun, cobalah kita berpikir sebaliknya, Bagaimana jika aku sampai dengan selamat? 

Ya, yang pastinya aku akan mendapatkan kepuasan yang lebih besar, akan mendapatkan penghargaan yang lebih besar dari orang lain. Mengapa begitu? Itu karena orang lain tak hanya memberikan penghargaan pada hasilnya saja, melainkan perjuangannya. Ditambah lagi, jika kita melewati jalan yang mulus kita tak akan terlatih dengan jalan di depan kita yang kemungkinan akan memberikan rintangan yang tidak kita duga sebelumnya.

Aneh,, mungkin tidak jika kamu mengetahui alasannya. Aku hanya ingin lebih menghargai apa yang telah aku peroleh. Aku berkeyakinan semakin susah kita mendapatkan sesuatu, maka semakin susah pula kita melepasnya, dan semakin tinggi pula kita menghargainya. 

Aku ingin kamu mengerti bahwa aku melakukan ini bukan karena aku ingin menghindar darimu, melainkan aku ingin mempererat tali ini dengan caraku. Maafkan aku atas masalah yang telah aku ciptakan. 

#Aku berharap tidak lepas kendali lagi.
#Jika berjalan sukses aku akan ceritakan semuanya secara clear.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...